BAB 1: KEHADIRAN

Akademi Militer Amerika Serikat (bahasa Inggris: The United States Military Academy), terkenal sebagai West Point atau USMA, adalah akademi militer tertua di Amerika Serikat, yang dalam masa yang singkat pernah dipimpin oleh Benedict Arnold V. Akademi ini terletak di kota West Point, Orange County di barat Sungai Hudson, sekitar 35 km di utara New York. Mencakup tanah seluas 16.000 hektare (65 km²), institusi yang didirikan pada tahun 1802 ini merupakan kampus sekolah terluas di dunia. Di sana telah banyak melahirkan perwira-perwira AS.

Proses penerimaan di West Point setidaknya sama ketatnya dengan universitas yang paling selektif. Skor tinggi dari SAT atau ACT dan nilai tinggi di sekolah adalah persyaratannya. Setiap tahun, saat mereka duduk di tahun awal SMA, lebih dari 14.000 pelamar memulai proses penerimaan. Dari kelompok ini, hanya 4.000 orang yang terpilih untuk dicalonkan. Di antara yang terpilih ini, yang berhasil memenuhi standar akademis dan jasmani West Point yang terkenal ketat itu hanya 1.200 yang diterima dan didaftarkan. Hampir semua yang datang ke west point adalah atlet utama kampus; sebagian besar adalah kapten tim. Kegiatan yang dijalani selama di West Point pun sangat disiplin dan teratur. Tidak ada akhir pekan, tidak ada jam istirahat selain jam makan, dan nyaris tidak ada kontak dengan keluarga dan teman-teman di luar West Point.

Namun, yang lebih menakjubkan, secara historis banyak siswa menyerah meninggalkan akademi pada musim panas pertama mereka, saat berlangsungnya program pelatihan intensif tujuh minggu bernama Beast Barracks (barak hewan buas), atau singkatnya, Beast. Sejak itu, beberapa generasi psikolog mencurahkan diri pada isu pengurangan kadet, tapi tak seorang peneliti pun bisa memastikan mengapa beberapa kadet yang paling menjanjikan mengundurkan diri secara rutin ketika latihan baru dimulai. Perlu kita tahu, skor menyeluruh kandidat adalah satu faktor yang paling penting dalam penerimaan west point, tetapi skor ini tidak dapat memprediksi secara tepat siapa yang mampu lulus dari Beast. Faktanya, kemungkinan kadet dengan skor tertinggi mengundurkan diri sama besarnya dengan kadet yang mendapat skor terendah.

Lain halnya dengan Mike Matthews, seorang kadet yang sebelumnya pernah bergabung dengan angkatan udara saat ia masih muda ini bertahan saat beberapa kadet lain mengundurkan diri. Yang terbesit dalam pikiran Mike adalah kemampuan menghadapi tantangan sulit tidak ada hubungannnya dengan bakat. Para kadet yang mengundurkan diri melakukannya bukan karena kemampuan mereka kurang. Sebenarnya yang penting, ujar Mike, adalah sikap “pantang menyerah”.

Tampaknya, sangatlah penting dan sangatlah sulit untuk terus berusaha setelah mengalami kegagalan: “Beberapa orang menjadi hebat saat segala sesuatu berjalan dengan baik, tapi ambruk saaat segala sesuatu tidak berjalan dengan baik.” Namun orang-orang yang berprestasi tinggi adalah teladan kegigihan. Mereka selalu berusaha memperbaiki diri mereka dan tidak pernah merasa puas dengan hasil yang telah mereka capai. Meraka adalah pengkritik diri yang paling keras. Lalu mengapa orang-orang berprestasi tinggi sangat bertekad untuk meraih keinginan mereka? Mereka puas merasa tidak puas. Mereka masing-masing mengejar sesuatu yang menarik dan penting yang tak terbandingkan, dan yang memuaskan adalah upaya pencapaiannya. Meskipun beberapa hal yang harus mereka lakukan membosankan, membuat frustasi atau menyakitkan, mereka tidak pernah bermimpi untuk menyerah. Hasrat mereka bertahan lama.

Singkat kata, apa pun bidangnya, orang-orang yang sangat sukses memiliki semacam tekad kuat yang terwujud dengan dua cara. Pertama, para panutan ini luar biasa tegar dan bekerja keras. Kedua, mereka tahu secara sangat mendalam apa yang mereka inginkan. Mereka tidak saja memiliki tekad kuat, mereka juga memiliki arah.

Kombinasi Hasrat dan kegigihan inilah yang membuat orang-orang berprestasi tinggi menjadi istimewa. Dalam ungkapan kata, mereka memiliki ketabahan. Ketabahan ternyata merupakan alat pemrediksi yang sangat bisa diandalkan untuk mengetahui siapa yang lulus dan siapa yang tidak. Pada penelitian terhadap kadet West Point, ketabahan memprediksi siapa yang bertahan. Kadet yang bertahan dan pergi memiliki Skor Menyeluruh Kandidat yang tidak berbeda.

Jadi, apa yang diperlukan untuk bisa lulus Beast?

Bukan skor SAT, bukan peringkatmu di saat SMA, bukan pengalaman kepemimpinanmu, bukan kemampuan atletismu. Bukan Skor Menyeluruh Kandidat-mu.

Yang diperlukan adalah ketabahan.



Lalu apakah ketabahan penting di luar West Point? Apakah hanya kerasnya Beast yang menuntut ketabahan, atau apakah umumnya, ketabahan membantu orang bertahan pada komitmen mereka?

Penelitian dilakukan terhadap bidang penjualan, sebuah profesi di mana penolakan setiap hari adalah hal yang lumrah. Koresponden diminta untuk menjawab kuesioner kepribadian termasuk Skala Ketabahan. Enam bulan kemudian, sebanyak 55% tenaga penjualan telah pergi dari perusahaan tersebut. Skala Ketabahan memprediksi siapa yang bertahan dan siapa yang pergi.  Pada waktu yang sama, penelitian diadakan di Chicago Public School untuk mempelajari lebih banyak hal tentang siswa yang berhasil memperoleh diploma sekolah tinggi.pada musim semi itu, ribuan siswa junior sekolah tinggi menyelesaikan Skala Ketabahan yang disingkat, beserta banyak kuesioner lain. Lebih dari satu tahun kemudian, 12% dari siswa itu gagal lulus. Siswa yang lulus pada waktunya memiliki ketabahan lebih, dan ketabahan adalah alat prediksi yang lebih ampuh dalam memprediksi kelulusan dibandingkan seberapa besar mereka peduli pada sekolah, seberapa teliti mereka dengan studi mereka, dan bahkan seberapa besar mereka merasa aman di sekolah. Penelitian lain dilakukan terhadap Pasukan Khusus Angkatan Daratyang dikenal dengan nama Green Berets. Mereka adalah pasukan yang paling terlatih, yang ditugaskan dalam misi yang paling sulit dan berbahaya. Keberhasilan diterima di Kursus Seleksi saja sudah merupakan prestasi, meskipun begitu, 42% kandidat yang mengikuti penelitian menarik diri secara sukarela sebelum pelatihan berakhir. Jadi, apa yang membedakan orang-orang yang berhasil melewatinya? Ketabahan.

Apalagi selain ketabahan yang bisa memprediksi kesuksesan di militer, Pendidikan, dan bisnis? Di bidang penjualan, ditemukan bahwa pengalaman sebelumnya akan membantu. Dalam system sekolah negeri Chicago, seorang guru yang memberi dukungan akan membuat kemungkinan lulusnya seorang siswa menjadi lebih besar. Lalu, bagi yang bercita-cita bergabung dengan Green Berets, kebugaran jasmani dasar di awal pelatihan adalah hal penting.

Namun, di setiap bidang ini, bila kamu membandingkan orang-orang yang cocok dengan karakteristik ini, ketabahan tetap memprediksi kesuksesan. Terlepas dari atribut dan keunggulan khusus yang membantu kesuksesan seseorang di masing-masing bidang tantangan yang beragam ini, ketabahan penting untuk semua hal.


(GRIT Angela Duckworth)


Komentar

Popular Posts

Aku jadi MABA di 2019 masuk Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) jalur UMPN | I Found A New Way

Distraction, I can't handle my self

Review Film Hotaru No Haka - Novi Irfania