KEBOHONGAN 3: Kehidupan yang Disiplin

Orang yang sukses adalah "sosok disiplin" yang menjalani "kehidupan yang disiplin". Benarkah? Tidak. Kenyataannya kesuksesan sesungguhnya bagaikan lomba lari jarak pendek, lari cepat yang dilengkapi dengan disiplin secukupnya untuk menciptakan sebuah kebiasaan dan membuat kebiasaan itu memegang kendali. Dalam meraih kesuksesan, ssungguhnya bukan kehidupan disiplin yang kita perlukan, melainkan suatu kebiasaanlah yang kita perlukan, dan dengan kedisiplinan yang cukup, kita dapat membangun kebiasaan.
Kata "disiplin" dan "kebiasaan" saling berhubungan secara erat dalam membentuk landasan untuk prestasi. Ketika kamu mendisiplinkan diri,  kamu berlatih untuk bertindak secara teratur, dan melakukannya secara rutin akan membangun sebuah kebiasaan. Jadi, selama ini kamu telah salah jika menganggap seseorang "disiplin". Mereka sesungguhnya adalah orang yang telah melatih beberapa kebiasaan dalam hidup mereka. Tidak ada orang yang disiplin, bahkan dalam meraih kesuksesan. Lagipula, membentuk dan memelihara perilaku melalui latihan berkemungkinan besar menyebabkan frustasi dan akhirnya berhenti jadi pilihan.

Trik menuju kesuksesan adalah memilih kebiasaan yang tepat dan menerapkan disiplin secukupnya untuk memantapkannya. Cuma itu disiplin yang kita perlukan. Kesuksesan diraih dengan mengerjakan sesuatu dengan tepat, bukan mengerjakan sesuatu dalam seketika. Ketika kamu membangun sebuah kebiasaan yang berdaya guna, kamu harus menggunakan disiplin pilihan sebagai penopangnya. Pemenang juara Olimpiade, Michael Phelps adalah sebuah contoh orang yang menerapkan disiplin pilihan. Dia didiagnosis menderita ADHD dan diramalkan tidak akan pernah berfokus pada apapun. Namun, Phelps menjadi sosok disiplin yang telah dipilihnya. Dia berlatih berenang setiap hari, 365 hari dalam setahun. Bob Bowman, pelatih renangnya mengatakan bahwa Phelps menyalurkan seluruh energinya ke dalam satu disiplin yang berkembang menjadi kebiasaan.

Ganjaran dari mengembangkan kebiasaan yang benar sangat terasa. Cara itu mengantarmu ke kesuksesan yang kamu dambakan. Di sisi lain, kehidupanmu akan menjadi lebih jelas dan sederhana karena kamu tahu mana yang harus dikerjakan dengan baik dan mana yang tidak. Saat kamu mengarahkan disiplin ke kebiasaan yang tepat, kamu akan mengacuhkan bidang-bidang yang kurang penting. Ketika kamu mengerjakan sesuatu yang benar, itu dapat membebaskanmu dari keharusan memantau segala sesuatu. Itulah sebabnya orang yang memiliki kebiasaan yang benar terkesan berprestasi lebih baik daripada orang lain. Mereka mengerjakan hal yang paling penting secara teratur dan alhasil, sesuatu yang lain menjadi lebih mudah.

Lalu, bagaimana sebenarnya kita dapat membangun kebiasaan dengan disiplin?
Disiplin yang tepat menyediakan buah jangka panjang, padahal pembentuka kebiasaan hanya sulit pada tahap awal. Seiring waktu, kebiasaan yang kamu inginkan makin lama makin mudah dipelihara. Jalankan disiplin cukup lama untuk menjadikannya kebiasaan, maka perjalanan berikutnya akan lebih ringan. Hal ini berarti apa yang kita butuhkan dalam membangun kebiasaan adalah dengan mempertahankan disiplin. Pada tahun 2009, para peneliti di University College of London menemukan bahwa rata-rata orang memerlukan 66 hari untuk memperoleh sebuah kebiasaan baru. Rentang sepenuhnya adalah 18 hingga 254 hari, namun hari ke-66 merupakan titik yang istimewa. Perlu waktu untuk mengembangkan kebiasaan yang tepat, jadi jangan terlalu lekas menyerah. Putuskan mana yang tepat, kemudian sediakan seluruh waktu yang kamu perlukan dan kerahkan disiplin yang kamu miliki untuk mengembangkannya. Dengan mengubah sesuatu yang sulit menjadi kebiasaan, kebiasaan itu menjadikan hal sulit itu mudah. Manfaatkan kekuatan disiplin pilihan untuk membangun kebiasaan yang benar, maka hasil-hasil yang luar biasa akan mendatangimu.


Komentar

Popular Posts

Aku jadi MABA di 2019 masuk Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) jalur UMPN | I Found A New Way

Distraction, I can't handle my self

Review Film Hotaru No Haka - Novi Irfania