Review Film Hotaru No Haka - Novi Irfania

Review pertamaku guys!!!


Halo guys!!!! Mumpung Polban lagi ngasih libur lama banget, aku mau review sebuah film nih untuk mengatasi kegabutanku walaupun sebenernya tidak ada waktu untuk gabut karena tugas udah disanggakeun tapi semangat tidak menjalar ke seluruh tubuh secepat covid19. Betul guys. Penularan covid19 ini cepet banget, jadi tolong jaga kesehatan ya dalam keadaan PSBB ini. 


Kali ini, setelah aku menonton beberapa film sebagai selingan hiburan di tengah keadaan yang bikin ku boring so much – tentunya tidak di bioskop ya guys karena aku taat pada peraturan yang ditetapkan pemerintah – aku mau mereview sebuah film yang membuatku larut dalam kesedihan. Judul film ini adalah 火垂るの墓  a.k.a Hotaru No Haka a.k.a. Grave of the Fireflies a.k.a Makam Para Kunang-Kunang. SPOILER ALERT YA GUYS, kalau ngga mau kena spoiler jangan liat, kecuali kalau kamu emang penasaran tapi ngga bisa nonton huhuhuu. Film ini adalah film animasi Jepang yang ditulis dan diarahkan oleh Isao Takahata berdasarkan film pendek karya Akiyuki Nosaka dengan judul yang sama , kemudian animasinya di produksi oleh Studio Ghibli. You guys must’ve known about this studio production. Buat yang belum tau, better check it out soon!! Film-film-nya asoy-asoy. 



Film ini dirilis tanggal 16 April 1988 – 9 tahun 6 bulan dan 15 hari sebelum aku lahir, jadi tanggal berapakah Novi Irfania lahir? – dengan latar belakang Perang Dunia II, namun berfokus pada pengembangan karakter tokoh utamanya. Bercerita tentang sepasang adik-kakak yang berusaha bertahan hidup dalam keadaan peperangan tanpa kedua orang tua mereka. So, mereka yatim-piatu? Yups, nanti diceritakan di pertengahan film dan di ⅔ film-nya. Alur yang digunakan di film ini adalah alur mundur guys, karena awalnya menayangkan seorang gelandangan kecil yang tergolek lemas di jalan, di Stasiun Kereta Api Kobe. Dia memegang sebuah kaleng permen buah, keliatannya udah lama ngga makan. Sampai akhirnya tukang sapu-sapu datang, tertarik pada kaleng yang dipegang si gelandangan kemudian melemparkannya ke tanah, seketika sebuah arwah tidak gentayangan keluar dari kaleng itu – kaya ada sisa tulang hasil pembakaran yang keluar gitu – diikuti arwah si gelandangan, dan si tukang sapu menyatakan bahwa si gelandangan itu udah tewas. Gelandangan ini tak lain adalah Seita dan arwah yang keluar dari kaleng adalah Setsuko, adiknya. Setelah adegan itu, kunang-kunang keluar bersamaan dengan arwah mereka dan mengikuti kemanapun mereka pergi. Adegan selanjutnya adalah adegan-adegan di mana mereka flashback pada masa-masa mereka masih hidup dan bertahan hidup sampai akhirnya mereka meninggal dengan menyedihkan.



Hal yang paling aku suka adalah tingkah lakunya si Setsuko yang super duper menggemaskan. You can’t hold to say how cute she was! Give a round of applause for her voice actrees! Lucu bangaattt gilaaa. Direktor dan animator sukses membuat tokoh yang unyu dan menggemaskan sehingga saat adegan dia tewas karena kelaparan menjadi adegan yang sangat menyedihkan, bikin aku bertanya-tanya ‘kenapa sih anak selucu itu harus meninggal? Miris ☹️. Kenapa sih ngha ada yang mau ngadopsi gitu??!’ Hmmm.. padahal awalnya mereka tinggal bareng orang yang mereka sebut bibi, tapi karena kegengsian si Seita membuat akhirnya mereka memutuskan buat tinggal berdua di pinggir sungai. Mana banyak nyamuknya, kasian Setsuko kulitnya sampe merah dan gatel-gatel. Harusnya si Seita nurut aja gitu pas si bibi nyuruh dia kerja karena emang udah kewajiban dia untuk kerja buat menghidupi dirinya dan adiknya. Ngga mungkin juga kan dia sampe bewokan mau bergantung terus ke orang lain. Bodohnya, si Seita malah mutusin buat pindah rumah, dan dengan modal uang tabungan ibunya mengklaim bahwa mereka bisa hidup mandiri. Tapi berakhir dengan dia menjadi seorang pencuri, miris banget guys. Tapi, kalau ceritanya ngga gitu, mungkin judulnya ngga akan ‘grave’ hehe. Cuma kesel ajasih sama kelakuan kakaknya yang ngga mencerminkan orang yang bertanggung jawab. Eh, tanggung jawab sihhh... tapi dengan cara yang salah karena mengedepankan ego dan gengsi. Akhirnya dia harus mengorbankan kehidupan adiknya dan dirinya sendiri.


Overall, film ini sangat mengharukan, mungkin ini adalah animasi tersedih yang pernah aku tonton. Penggambaran karakternya pun sangat realistis. Melalui film animasi ini kita diperlihatkan bagaimana sisi kemanusiaan tergerus dalam situasi peperangan. Orang-orang saling berebut menyelamatkan diri duluan. Aku agak bersimpati juga sama si Seita yang rela babak belur demi ngasih makan Setsuko. Aku perhatiin juga dia sangat penyayang pada adiknya, mungkin karena Setsuko adalah satu-satunya keluarga yang dia punya setelah ibunya tewas terbakar dan ayahnya tewas di perang. Seita juga sangat kuat menahan supaya terlihat kuat di mata adiknya saat momen kedua orang tuanya tewas. Dia sangat ngga mau bikin Setsuko ikut sedih. Dia pengen Setsuka tetep bahagia walaupun sebenernya mereka sangat menderita. Setelah beres nonton, aku merenung kenapa hidupnya ngga adil banget buat anak sekecil itu, hidupnya sangat keras.  Cerita dari film ini sangat mengocok-ngocok emosi para penonton, seakan meninggalkan trauma atas pengalaman pahit dari tokoh utamanya. Untuk film ini, aku kasih 10/10. Btw here is the trailer:

TRAILER

Dalam kehidupan dewasa ini pun, banyak banget anak-anak yang terpaksa jadi gelandangan, yang terpaksa ngamen, ngasong, ngemis di jalanan demi memenuhi kebutuhan hidup. Kita sebagai orang yang beruntung, sebaiknya lebih look around kepada mereka yang kurang beruntung. Especially for this moment. Lumpuhnya sebagian besar kegiatan sosial karena social distancing dan PSBB mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Mereka yang kurang beruntung memenuhi kebutuhan setengah mati. Maka sebaiknya, sebagai sesama manusia , marilah berbagi, marilah bantu mereka untuk meringankan beban mereka. Semoga wabah ini segera selesai. Semoga Allah segera mengambil kembali penyakit ini. Aamiin.


Okay guys, sekian aja deh movie review pertama dari aku yang sangat awam wkwk. Have a nice day!!!


Komentar

Popular Posts

Aku jadi MABA di 2019 masuk Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) jalur UMPN | I Found A New Way

Distraction, I can't handle my self